KOPPINEWS.ID, FLORES- Dalam rangka Penthabisan Gereja Katolik St.Rafael Watu Nggegha, oleh Uskup Agung Ende pada tanggal 27-28 September lalu di sambut ria oleh tokoh dan warga masyarakat Non serani dan seluruh umat Katolik Paroki Hati Kudusb Yesus Mau Nori. Hal itu diliat dari prosesi rangkaian acara diisi oleh tokoh Non serani sebagai penyambut Uskup dan pengalungan bunga atau simbol adat daerah setempat diserahkan oleh seorang Tokoh Non Serani. Antosias dan partisipasi gotong royong dalam prosesi itu sejak awal saat pembangunan renovasi Gereja tersebut direncanakan dan didukung penuh oleh warga Non serani serta seluruh umat Gereja. Toleransi umat beragama saling menghargai keyakinan orang lain bagi setiap warga negara patut menjadi contoh dari kota kecil ini, Daja Maunori, Kecamatan Keotengah Kabupaten Nage Keo Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Acara yang berlangsung dua hari itu, Pemberkatan Gereja Katolik sekaligus Ibadah krisma bagi umat Katolik yang belum mendapatkan krisma secara kekatolikan. Kebahagian yang dirasakan umat serta mengabadikan momen mereka terbukti terupdate di media sosial mereka.
Menjunjung tinggi tolerasi umat beragama dan rasa persaudaraan serta kekeluargan menjadi budaya yang sangat kental bagi mereka, yang hidup berdampingan dalam perbedaan suku ras dan agama.
Dikesempatan yang sama, seluruh panitia dan dan umat Gereja St. Rafael Watu Nggegha mengucapkan terima kasih kepada Uskup Agung Ende yang sudah menyempatkan diri dalam pelayanan ini dan semua pihak yang sudah partisipasi bahu membahu dalam menyukseskan acara ini.
Keberhasilan yang dirasakan melalui perjuangan yang sangat panjang dengan penuh pengorbanan pikiran, waktu, dan tenaga, sejak awal kesepakatan dalam rencana renovasi Gereja hingga pada puncak pemberkatan.
Lika-liku perjuangan swadaya masyarakat dan umat setempat serta relasi yang ada merupakan kehendak Tuhan dan komitmen bersama meskipun banyak tantangan dan rintangan yang harus mereka hadapi. Perjalan yang sangat sulit bagi mereka untuk mencapai puncak Gereja ini dithabiskan.
Melukis sejarah penuh kenangan masyarakat dan seluruh umat Gereja bersukur kepada Tuhan, atas segala rahmat dan karunianya yang sudah memberikan jalan dan kemudahan karena hal ini tidak mudah bagi mereka untuk dlakukan. Jumad 30/9/2022.
Editor : Feren.