KOPPINEWS.ID,Pangkalpinang- Seminar kebangsaan memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman agar mahasiswa nantinya senantiasa memahami peran dan fungsinya bahwa penting untuk mencintai tanah air, juga mengamalkan wawasan keindonesiaan sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah air seperti halnya pepatah mengatakan bahwa dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, jika diartikan hal tersebut ialah dimana tempat ia tinggal, ia harus berbuat dan cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Dalam agenda tersebut seminar kebangsaan mengusung tema “Mahakarya pemuda dalam kolaborasi membangun negeri” sehingga harapan, output dari pelaksanaan agenda tsb dapat mewujudkan pemuda yang mampu menghasilkan suatu karya yang bermanfaat dan tidak bersifat eksklusif untuk berkolaborasi kesiapapun yang mengedepankan nilai kebermanfaatan dalam menghasilkan suatu karya.
Okta renaldi selaku Presma IAIN SAS Babel mengatakan Pada prinsipnya radikalisme merupakan suatu konsep atau metode berpikir yang bersifat subtantif dan bersifat mengakar. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa paham radikalisme kini tidak hanya menjadi ancaman bagi pemerintah, melainkan telah menjadi ancaman warga negara terkhusus peran para pemuda dalam dalam menindaklanjuti dan menangkalnya.
Potensi ladang di mana paham ini berupaya mendoktrinisasi serta mengembakannya salah satunya di kalangan pemuda. Karna pemuda berpotensi rawan menjadi target tempat bercocok tanam benih benih paham radikalisme. Menyimak fenomologi yang terjadi ini maka Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN SAS Bangka Belitung menggelar seminar kebangsaan terkait optimalisasi peran pemuda dalam mencegah paham-paham radikalisme.
Seminar kebangsaan ini juga di hadiri oleh tiga narasumber yang terdiri dari Kasubdit Kamsus Dit. Intelkam Polda Kep. Bangka Belitung, Kompol Nur Samsi, S.Ag, S.H, M.H, Kapten ARM Suparjana dari Pasiter Kodim 0413/BKA dan Sebagai akademisi Prof. Dr. Hadarah Rajab, M.Ag, ketiga narasumber ini memberikan materi tentang peran pemuda/i dalam mencegah paham radikalisme intoleran dan nilai-nilai moderasi beragama dikalangan pemuda dalam menghadapi dinamika kebangsaan.
Selanjutnya pemateri juga menyampaikan pesan untuk para mahasiswa/i yang menghadiri seminar kebangsaan ini terkait penggunaan media sosial bahwa kita ketahui bersama kehidupan saat ini semua sudah serba digital, media sosial tempatnya orang2 membagikan informasi baik bersifat positif maupun negatif, maka bijak lah dalam menggunakan media sosial jangan pernah terpancing dengan postingan yang bersifat provokasi ataupun ujaran kebencian dan waspada terhadap konten-konten yang mengandung ajaran paham radikalisme.(Red).