KOPPINEWS.ID, Bangka Selatan- Nasib santriwati kini harus hidup apa adanya setelah asrama yang mereka tempati dilahap sijago merah pada (Minggu, 6/6/2021) silam.
Kala itu banyak pihak yang berempati menyumbang hingga terkumpulah sejumlah dana kisaran Rp.500.000.000,. (Lima Ratus Juta Rupiah) hasil dari sumbangan dari hamba Allah. Oleh pihak pengelola Yayasan, uang yang terkumpul rencananya akan digunakan untuk membangun sebuah Gedung Asrama Santri yang baru.
Berdasarkan pengakuan Ustadz Guntur Al Bashori, pengasuh sekaligus pengajar di Yayasan pesantren tersebut menuturkan bahwa. Gubernur Provinsi Kep.Bangka Belitung yang saat itu masih dijabat Erzaldi Rosman Djohan mengundang beberapa pihak yakni. MUI Babel, Baznas Babel, Tokoh Masyarakat dari Pakalen Batu, guru dan juga pengurus Yayasan untuk mendiskusikan rencana pembangunan Asrama Santri Pondok Pesantren yang baru agar memaksimalkan kembali Pondok Pesantren pasca musibah kebakaran, di Gedung Mahligai rumah dinas gubenur (Senin,03/01/2022) sekitar pukul 15.00 WIB.
Pertemuan yang disepakati bahwa pembangunan gedung Asrama Santri akan diurus oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Babel. Faktanya hingga saat ini pembangunan Gedung Asrama Pondok Pesantren belum ada tanda-tanda dimulai. Padahal uang donasi yang terkumpul sudah dipindahkan dari rekening Yayasan Pondok Pesantren ke Rekening Baznas Babel via Bank Sumsel Babel Syariah.
Ustadz Guntur, saat di pertanyakan kembali, Terkait kejelasan dana 500.000.000,. (Lima Ratus Juta Rupiah) yang sampai saat ini masih dipegang oleh pihak baznas untuk pembangunan gedung pesantren baru.
Ia mengatakan Kalau pihak pesantren saat ini sudah membangun satu asrama Putri yang mengunakan anggaran dana hasil menjual sayur-mayur dari hasil perkebunan pesantren yang dikelola oleh para santri, bukan dari dana donatur yang masih dipegang oleh pihak baznas.
Kembali disinggung apa alasan kenapa pihak baznas tidak mengembalikan dana tersebut. Ustaz Guntur mengatakan, kalau pihak baznas bisa memberikan dana Ummat tersebut ke pihak pesantren dengan alasan pihak pesantren harus membuat legalitas kembali Yayasan yang baru dan mengatakan salah satu penyebab nya, adanya salah satu anggota pihak Yayasan yang lama tidak mau menandatangani pembuatan legalitas yayasan baru.
“Alhamdulillah pak, kita sudah bangun satu asrma santriwati satu ruang dari hasil jual sayur anak anak, tempet wudhu, kolam dan WC Pak, kemrin kita mencoba mencairkan itu, harus bikin yayasan ulang ok, tpi salah satu ,pembina kita tidak mau tanda tangan”, ungkap uztad Guntur. (Sabtu,17/12/2022).
H.Arip ketua Baznas Babel, saat dipertanyakan kembali. Alasan kenapa pihak baznas belum mengembalikan dana ummat tersebut kepihak Yayasan Pesantren, sampai berita dinaikan kepala baznas Babel Arip tidak memberikan tanggapan.
Di kesempatan yang sama, Tobi salah satu anggota Baznas Babel yang saat itu ikut hadir dalam rapat penyerahan dana Ummat dari pihak Yayasan kepihak Baznas Babel. Saat dikonfirmasi apa alasannya, mengatakan tidak tahu dengan hal ini dan mengarahkan untuk menghubungi ketua Baznas, H. Arip, Bendahara Baznas Amin, dan bagian pengumpulan dana Baznas Haridi selaku pengurus, agar wartawan bisa mendapatkan keterangan lebih jelas.
“Kurang tahu dinda…coba tanya dg pak arif (ketua), pak amin (bendahara) atau pak haridi (bagian pengumpulan) mereka yg mengurusnya” Jelas saran Tobi. (Minggu,18/12/2022).
Sampai berita ini ditayangkan, wartawan belum bisa mendapatkan keterangan lebih jelas dari pihak-pihak terkait, Baznas dan pihak Yayasan.
(Selasa, 20/12/ 2022). Red T10M”C.