Ads Bangka Selatan
Ads Bangka Tengah
Ads Bangka Barat
DPRD BASEL IDUL FITRI
4 x 1 m EVENT
WhatsApp Image 2023-11-20 at 18.49.23_352a8d70
WhatsApp Image 2023-11-20 at 18.49.09_f17109c0
WhatsApp Image 2024-02-07 at 19.33.04_8501907b
media online idul fitri
IMG-20240711-WA0020
flyer hari kemerdekaan
SF_DESA_KURAU_TIMUR
previous arrow
next arrow
300 DAPIL 1 500X300 LOBANG SAJA
300 DAPIL 3 500X300 LOBANG SAJA
300 DAPIL 2 500X300 LOBANG SAJA
300 DAPIL 4 500X300_2 PCS LOBANG SAJA
WhatsApp Image 2023-02-14 at 4.48.10 PM
UHC Award
hari lahir pancasila sosmed
IMG-20230720-WA0000
replicate-prediction-u4rj4ybbg4eyshothuoxormnxq
IMG-20230917-WA0005
WhatsApp Image 2023-11-20 at 18.49.23_352a8d70
WhatsApp Image 2023-11-20 at 18.49.24_754015ff
IG KORPRI 2023
WhatsApp Image 2024-02-07 at 19.33.04_958be2e3
xr:d:DAF-4xttWGo:71,j:1941474905019999148,t:24040103
previous arrow
next arrow

PIP serbu Di dua titik Laut Rajik, Kades Akui PIP Tak Ada Izin Dari PT Timah

Bangka Selatan, KOPPINEWS.ID – Lagi – lagi diduga Ratusan Ponton Induk Produksi (PIP) garap dengan bebas menghisap biji timah di laut Desa Rajik, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan (Basel).

Terpantau dari pinggir garis pantai kepulan asap mengepul tinggi yang menandakan bahwa PIP tersebut sedang bekerja menghisap biji timah di Laut Rajik.

Bahkan terlihat dilokasi terdapat dua PIP yang baru dirakit dan diduga akan beroperasi setelah selesai.

Kepala Desa Rajik Ruslan saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa PIP tersebut ilegal karena tidak mengantongi izin Surat Perintah Kerja (SPK) dari PT Timah Tbk.

” PT Timah Tbk tidak mengeluarkan SPK atas aktivitas PIP di laut Rajik,” ungkapnya.

“sudah dari dulu bekerja memang tidak memiliki izin karena yang menambang dilaut orang pribumi semua,” imbuhnya.

Disebutkan Ruslan, baru-baru ini ada CV yang mau mengelolah dari hasil biji timah laut Desa Rajik dan sudah dilakukan verifikasi ponton yang kemungkinan pada minggu-minggu akan jalan, tapi hingga saat ini belum ada kabar atau kepastian tepatnya hari apa aktivitas tersebut bejalan secara resmi.

Baca juga  Bawaslu Basel akan terus melakukan pengawasan agar tidak melakukan pelanggaran

CV tersebut juga sudah mendapatkan verifikasi dari PT Timah dengan kuota sekitar 30 PIP, namun hingga saat ini ia belum mendapatkan kabar kalau CV tersebut sudah melakukan sosialisasi ke warga atau belum.

“Sudah ada CV yang mau garap tetapi hingga sekarang belum ada kabar akan melakukan sosialisasi, infonya sekitar 30 PIP kuotanya,” terang Ruslan.

Lebih lanjut, untuk kontribusi mereka langsung memberikan ke warga yang sakit ataupun untuk kebutuhan Desa, dan sepengetahuannya tidak ada koordinatornya di lapangan serta berapa penghasilannya juga tidak tahu.

“Kalau diawal kegiatan memang pihak desa sempat menerima konpensasi dari penambang tetapi semenjak diperiksa kita tidak berani lagi, padahal konpensasi tersebut untuk kegiatan sosial di Desa,” sebutnya.

Penjualan hasil timah ini juga dibeli oleh para kolektor timah di Desa Rajik maupun dari luar Desa, karena memang rata – rata pemilik Ponton ini berhutang dulu untuk membuat Ponton, jadi wajar saja menjual ke kolektor yang menghutangi nya.

Baca juga  CEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, BNNK BASEL MELAKSANAKAN PROGAM (IBM)

“Wajar-wajar saja kalau penambang jual hasil biji timahnya kepada kolektor yang ada di Desa maupun diluar Desa, karena mereka bikin ponton PIP berhutang terlebih dahulu kepada bos-bos pembeli biji timah, jadi mau gimana lagi,” sebutnya.

Dikatakan Ruslan, dulu sempat ada ketersinggungan APH terkait dengan aktivitas penambangan dilaut Permis ini, tetapi sudah diverifikasi karena APH yang pernah di berita di salah satu media online waktu itu, tidak pernah menerima konpensasi dari para penambang yang ada di laut Rajik.

“Itu dulu sempat ada ketersinggungan dengan APH, tapi sudah diverifikasi kerumah-rumah penambang dengan menanyakan langsung dengan warga karena mereka (APH- red) tidak pernah dapat jatah dari hasil PIP,” kata Ruslan.

” Makanya mereka tersinggung ketika disebut ada jatah, oleh sebab itu mereka secara dor to dor kerumah pemilik PIP, dengan menanyakan langsung bahwa mereka tidak pernah menerima konpensasi apapun dari PIP di Laut Rajik,” pungkasnya. (Sy)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *